Pertama sekali saya membaca kata-kata Flipped Classroom itu berasal dari sebuah group diskusi di Schoology. Ada rasa penasaran apa itu Flipped Classroom, namun saya hanya membaca-membaca apa yang mereka diskusikan. Masih kurang paham dengan hal itu, akhirnya saya coba mencari tahu lebih banyak tentang Flipped Classroom. Ternyata Flipped Classroom adalah salah satu metode pembelajaran di kelas namun berbeda cara dengan sistem pengajaran tradisional.
Sumber foto: pixabay.com |
Sejarah singkat Flipped Classroom
Berkisar tahun 1993, seorang scholar yang bernama Alison King berargumen melalui sebuah artikel tentang waktu pembelajaran di dalam kelas yang seharusnya digunakan untuk aktivitas-aktivitas. Ia fokus kepada penggunaan waktu di dalam kelas bagi siswa untuk melakukan diskusi, aktivitas-aktivitas, atau sesi tanya jawab yang mana ia berharap bisa memberikan banyak kesempatan untuk siswa belajar. Dengan kata lain King lebih berfokus kepada pola pembelajaran siswa aktif. Walaupun tidak ada istilah Flipped Classroom, namun konsep ini menjadi bahan acuan dasar perkembangan Flipped Classroom.Kemudian, seorang professor dari Harvard, Eric Mazur mengembangkan konsep flipped classroom diatas dan di kenal dengan istilah peer instruction. Dia berfokus kepada pembelajaran aktif ketimbang sistem perkuliahan tradisional. Dengan bahasa lain ia mencoba pendekatan untuk pemberian materi di luar kelas, dan diskusi/pembelajaran di dalam kelas. Sehingga ia bisa menjadi seorang "pelatih" ketimbang "penceramah" saat berada didalam kelas.
Pada akhir tahun 1990 an, J. Wesley Baker juga mengembangkan konsep diatas. Pada tahun 2000, ia memperkenalkan istilah classroom flip, dan berasal dari sinilah istilah itu mulai berkembang.
Apa itu Flipped Classroom?
Flipped Classroom berbeda dengan Tadisional Classroom. Pertama-tama mari kita alur dari tradisional classroom:1. Siswa datang ke kelas.
2. Mendengarkan apa (materi/teori) yang disampaikan dosen/guru.
3. Dosen / guru memberikan tugas atau penelitian.
4. Murid melakukan tugas atau penelitiannya di rumah.
Sementara Flipped Classroom:
1. Dosen / guru merekam perkuliahan yang berisikan materi yang ingin di diskusikan di dalam kelas.
2. Siswa menonton video yang berisikan materi/teori sebelum masuk kelas.
3. Selama di dalam kelas, dosen/guru hanya menjadi fasilitator.
4. Mahasiswa /siswa melakukan aktivitas-aktivitas atau berdiskusi tentang apa yang telah dipelajari dari video selama proses belajar di dalam kelas.
Sepertinya masih belum begitu detail, oleh karenanya mari kita lihat contoh yang lebih real lagi dari sebuah Flipped Classroom.
Dosen / Guru merekam sebuah video yang menjelaskan tentang bagaimana cara memperkenalkan diri dalam bahasa Inggris atau dengan kata lain how to do self-introduction. Lalu, dosen/guru memberikan video itu kepada anak-anak murid / mahasiswa agar mereka menonton dan mempelajarinya di rumah atau di luar kelas. Saat dikelas, dosen/guru hanya melakukan review sedikit dan langsung praktek dengan berbagai macam aktivitas (semacam drill) agar mahasiswa/siswa memiliki banyak waktu untuk langsung berbicara /praktik self-introduction. Dengan kata lain, di dalam kelas lebih menekankan kepada students-centered.
Tujuannya adalah "save time". Menghemat waktu untuk penjelasan-penjelasan tentang materi sangat penting dalam proses belajar mengajar. Sehingga anak-anak murid yang kurang paham bisa bertanya didalam kelas untuk mendapat penjelasan yang lebih detail lagi dari guru.
Sistem kuliah tradisional mengharuskan mahasiswa/siswa untuk mendengarkan materi yang disampaikan oleh dosen (semacam teacher centered), kemudian setelah keluar dari kelas, mahasiswa/siswa di berikan tugas untuk dikerjakan di rumah, seperti homework, reading assignment and summary atau research.
Sementara itu Flipped Classroom berlaku sebaliknya. Dimana mahasiswa/siswa diberikan sebuah video pembelajaran yang berisi materi-materi untuk bisa di diskusikan di dalam kelas. Ke-esokan harinya, mahasiswa/siswa bisa mempraktekkan materi-materi yang telah dipelajari di rumah melalui video-video. Tugas guru didalam kelas lebih banyak memberi ruang dan waktu untuk mahasiswa/siswa untuk praktek di kelas ketimbang memberi banyak materi.
Disamping itu, di dalam kelas juga bisa dilakukan diskusi-diskusi untuk mengetahui sejauh mana mahasiswa mempelajari materi-materi yang telah guru/dosen berikan melalui video-video. Intinya, Flipped Classroom tugas Guru / Dosen hanya sebagai pembimbing / mentor.
Nah itu dia penjelasan singkat tentang apa itu flipped classroom, semoga menambah khazanah keilmuan kita dalam meningkatkan kemampuan mengajar kita semua. Semoga bermanfaat dan selamat mempraktikkan flipped classroom. ^_^
EmoticonEmoticon